Halo Sobat Jago Saham!
Harga minyak mentah dunia, Brent naik ke USD 90,65/barel per 8 September 2023, naik ke level tertinggi dalam 10 bulan terakhir, didorong oleh keterbatasan pasokan dan meningkatnya permintaan. Kenaikan harga minyak tersebut berpotensi memicu kenaikan inflasi AS dan suku bunga The Fed, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap inflasi dan pergerakan rupiah.
Harga Minyak Mencapai Tertinggi dalam 10 Bulan Terakhir
- Pemangkasan Pasokan OPEC+ yang Diperpanjang.
Harga minyak Brent melesat ke angka USD 90,65 per barel pada 8 September 2023, mencapai puncak tertinggi dalam 10 bulan terakhir. Yang menjadi penyumbang utama lonjakan harga ini adalah pengetatan pasokan akibat kebijakan pemangkasan produksi oleh OPEC+. Arab Saudi memutuskan untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari, sementara Rusia secara sukarela menambah masa pengurangan ekspor minyak sekitar 300.000 barel per hari hingga akhir tahun 2023.
- Permintaan Minyak Terus Meningkat. International Energy Agency (IEA) mencatat bahwa permintaan minyak global mencapai rekor tertinggi, mencapai 103,00 juta barel per hari pada Juni 2023. Rata-rata permintaan diperkirakan sekitar 102,20 juta barel per hari untuk seluruh tahun 2023. Ini adalah peningkatan sekitar 2,20 juta barel per hari dibandingkan tahun sebelumnya, menandai pertumbuhan tahunan tertinggi. Terlepas dari perlambatan ekonomi, Tiongkok berkontribusi lebih dari 70% dari kenaikan ini, dengan impor minyak dari Rusia yang terus meningkat sepanjang tahun.
- Dampak Terhadap AS. Saat harga minyak meningkat, cadangan minyak strategis AS, yang dikenal sebagai Strategic Petroleum Reserve (SPR), berada pada level terendah dalam 40 tahun terakhir. Kenaikan harga minyak juga meningkatkan ekspektasi inflasi AS, yang tercermin dalam US Breakeven Inflation 2YR. Hal ini memicu spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dengan kemungkinan penurunan pertama di semester pertama tahun 2024.
Weekly U.S. Ending Stocks of Crude Oil in SPR (Thousand Barrels)

Source: Bloomberg
Brent Oil & US Breakeven Inflation 2YR

Source: Bloomberg
Bagaimana Dampaknya Terhadap Inflasi di Indonesia dan Pergerakan Rupiah?
- Inflasi Berpotensi Naik. Peningkatan harga minyak dunia memiliki potensi untuk memicu inflasi di Indonesia, yang merupakan negara importir minyak. Pemerintah Indonesia sebelumnya telah mengurangi subsidi bahan bakar pada tahun 2024 sebagai respons terhadap kenaikan harga minyak. Meskipun demikian, pemerintah masih memiliki tingkat kas yang cukup tinggi dan berencana untuk menjaga inflasi tetap dalam kendali, terutama menjelang pemilu 2024.
- Pergerakan Nilai Tukar Rupiah (IDR). Penguatan USD Index telah menyebabkan pelemahan mata uang negara-negara lain, termasuk IDR. Meskipun IDR masih menunjukkan performa positif sebagai mata uang terbaik di Asia (+1,59% YTD hingga 8 September 2023), masih ada potensi pelemahan ke depannya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan suku bunga antara Bank Indonesia (BI) dan The Fed yang semakin kecil (0,25%). Namun, BI telah menerapkan berbagai regulasi dan intervensi untuk mendukung pergerakan IDR, serta cadangan devisa Indonesia yang tetap kuat, mencapai USD 137,10 miliar per Agustus 2023.